Bot catur menimbulkan masalah bagi grandmaster internasional

Bot catur menimbulkan masalah bagi grandmaster internasional
Semarang (ANTARA) - Catur adalah permainan strategi antara dua orang dengan papan catur 64 kotak putih dan hitam.

Selain bisa menyimpan setengahnya langsung ke dua, bermain catur juga bisa melalui ponsel atau PC pribadi.

Perangkat elektronik ini memungkinkan bermain catur sendirian melawan PC atau mesin, dengan gerakan elemen ditampilkan di depan layar.

Mulai sekarang, catur dapat dimainkan secara instan melawan komputer atau mesin di papan catur tempat bidak hitam dan putih disusun. Oleh karena itu, olahraga itu seperti bermain catur dengan orang lain, bukan dengan perangkat digital.

Ide tersebut diimplementasikan oleh seorang pegawai Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.

Baca Juga: Indonesia Menangkan AYCC Rapid Chess Gold 2022

Baca Juga: 400 Pecatur Muda dari 20 Negara Asia Berlaga di Bali

Perangkat motor terhubung ke bagian atas set catur dengan penjepit di ujungnya.

Lengan motor, yang dapat bergerak kiri-ke-kanan, depan-ke-belakang, dan atas-bawah, terhubung ke panel perangkat keras dan laptop atau komputer genggam yang berada di sebelah papan catur.

Robot Catur (Roca) Generasi 1.zero adalah nama hasil karya bersama guru dan siswa Udinus Robotic Club (URC).

Ada tampilan papan catur di layar laptop yang menunjukkan pergerakan bidak catur.

Roca bekerja seperti pemain catur yang menjalani permainan seperti rekreasi catur sungguhan.

Ahmad Zainul Fanani, kepala departemen pengembangan Roca Gen 1.0, menyebutkan robot ini dikembangkan dua tahun lalu.

Pada awal perkembangannya, tim masih fokus pada kemampuan robot untuk bergerak secara vertikal dan horizontal untuk menggerakkan bidak catur dari kiri ke kanan dan maju mundur.

Proses pertumbuhan berlanjut dengan menggunakan sensor magnetik untuk memungkinkan komputer mempelajari pergerakan bidak catur.

Mekanisme pergerakan bidak catur menggunakan sensor magnetik.

Sensor dipasang di papan catur di enam puluh empat kotak kotak hitam dan putih.

Sensor magnetik mendeteksi bidak catur yang bergerak, kemudian mengirimkannya ke otak AI Roca untuk menentukan langkah selanjutnya.

Pada fase terakhir, kelompok mengembangkan perangkat keras dan kecerdasan sintetis yang membentuk otak robot catur.

Teknik olahraga yang ditanamkan pada robot catur ini merupakan skill stage expert dari peserta.

Baca Juga: 9 Pecatur Indonesia Akan Ikuti Olimpiade Catur 2022 di India

Baca Juga: Chelsie dan Ummi Sumbang Emas Terakhir Industri Catur untuk SEA Games

Pada percobaan pertama, robot catur pertama Indonesia yang berhasil dikembangkan oleh Udinus berhasil mengalahkan tiga pecatur perguruan tinggi yang sukses di Asian Youth Chess Championship 2022.

Roca hanya dipukuli saat dihadirkan Rektor Perguruan Tinggi Edi Noersasongko di Kota Semarang, Sabtu (6/11/2022).

Dalam peluncuran tersebut, Roca juga berkesempatan menguji kemampuan beberapa pecatur, antara lain Andi Tamrin, Presiden Federasi Catur Indonesia Provinsi Jawa Tengah (Percasi) dan Didik Sakti Aji, Presiden Percasi Kota Semarang.

Robot catur ini dikatakan sangat berbeda dengan robot lainnya yang hanya meniru fungsi gerakan tangan atau kaki manusia.

Robot ini merupakan robot yang mampu meniru pikiran manusia.

Dalam catur, ada banyak metode yang harus disiapkan agar sesuai dengan gaya permainan yang berbeda.

Oleh karena itu, robot catur ini harus menguasai bidang kompetitor dan menentukan strategi yang akan digunakan.

Teknologi robotika pertama yang harus dikembangkan untuk generasi mendatang ini patut diapresiasi.

Desain robotnya sendiri bahkan bisa "dihiasi" hingga berpotensi membuatnya semakin memikat lawan dalam pertempuran.

/r/nPada generasi berikutnya, tidak menutup kemungkinan robot catur ini akan dirancang sebagai replika untuk meningkatkan keterampilan siswa.

Level permainan catur robotik ini kemudian dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa yang akan dihadapi.

Atau tidak menutup kemungkinan robot catur ini akan menjadi lawan latihan bagi para pecatur Jawa Tengah untuk meningkatkan kemampuannya.

Dimungkinkan untuk memproduksi robot ini secara massal.

Baca Juga: Dewi Citra Raih Emas di Babak Catur Standar Putri SEA Games 2021

Namun untuk tahap penyisihan, Kampus Kota Semarang akan tetap fokus menyempurnakan kreasi generasi pertama.

Pimpinan Percasi, Provinsi Jawa Tengah, Andi Tamrin yang langsung mereview Roca dalam replika, mengapresiasi kemampuan robot catur tersebut.

Robot dikreditkan dengan kekuatan untuk bertahan hidup melawan gaya permainan yang sama sekali berbeda.

Bagi pemain yang sudah mencoba robot, menyerang dari kiri atau kanan cukup merepotkan.

Kondisi ini juga dicatat oleh berbagai pecatur yang langsung menjajal robot Gen 1.0 tersebut.

Ia merasa robot catur bisa dijadikan lawan praktis bagi para pecatur Jawa Tengah untuk meningkatkan kemampuannya.

Bahkan keterampilan profesional yang ditanamkan di otak robot seharusnya tidak menjadi masalah bagi pemain catur ketika mereka menggunakannya untuk latihan nanti.

Oleh karena itu, ruang lingkup robotika tidak boleh dikurangi, tetapi keterampilan catur harus ditingkatkan agar keberadaannya dapat membawa manfaat sebesar-besarnya.

Di era awal bot catur ini, kampus sengaja menempatkan tingkat keahlian ahli di kepala bot.

Tak terkalahkan sejak awal, Tim Peningkatan Robot Gen 1.zero masih memiliki jalan panjang dalam pertandingan kontrol melawan berbagai Grandmaster Catur Nasional.

Salah satu keinginan tim pengembang adalah agar robot tersebut menantang grandmaster internasional untuk menampilkan bakat robot yang telah ia ciptakan dalam replika catur langsung.

Informasi ini dipublikasikan di Antaranews.com berjudul: Robot Catur Udinus Semarang Tantang Grandmaster Internasional